TUGAS SOSIOLOGI
OLEH : MERTY. S. ROSELY, S.Pd
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2012
CERITA
PENDEK YAITU GADIS DI RUANG TUNGGU
Dapat kita lihat dari
cerita pendek Gadis Di Ruang Tunggu
dimana terdapat tokoh-tokoh yang berbeda watak satu dengan yang lain, pastinya
pemaknaan terhadap masing-masing tokoh tersebut berbeda-beda beradasarkan pemikiran
mereka. salah satu tokoh yaitu Pak Jaka. Pribadi Pa Jaka merupakan seorang pengusaha muda yang terlihat ganteng dan
perkasa yang begitu dengan penampilannya yang sempurna menunjukan bahwa pa jaka adalah seorang pengusaha (Direktur Perusahaan)
yang kaya sehingga dia adalah orang terhormat.
Pa Jaka Kalau kita melihat Pa Jaka seorang direktur yang sukses merai
kehidupannya dan Namun pada kenyataannya pak Jaka ini sedang mengalami hal yang
buruk dalam hidupnya, dimana dia kalah tender, klaien-klaiennya semua pergi meningalkan
pa jaka sendirian untuk menghadapi masalah yang sangat besar sampai persoalan dengan istrinya yang sedang
pergi bermeditasi, dimana hal tersebut membuat pak Jaka sakit kepala karena terlalu
banyak pikiran dengan masalah-masalah yang di hadapi sehingga mendorongnya
untuk pergi ke dokter untuk priksa
kondisi Pa jaka. Ketika pak Jaka pergi ke Rumah Sakit, maka orang-orang yang
ada di rumah sakit itu pun menganggap Pak Jaka sebagai orang yang sedang sakit atau sebagai pasien yang perlu
di periksa oleh dokter tentunya dia juga
harus mengikuti aturan yang ada di Rumah Sakit yaitu mau atau tidak mau harus
mengantri sesuai no urut pasien, dalam keadaan seperti itu ternyata Pak
Jaka tidak mau mengantri ditambah lagi
no urut yang dia dapat adalah no urut terahkir yang diperiksa dokter setelah beberapa pasien yang
lain sehingga dia protes ke suster yang
memberikan no urut tersebut, karna Pa jaka tidak sabar dan menanti untuk
priksa dengan alasan dia mau secepatnya
diperiksa karena kepalanya sangat sakit, rasanya kepala mau terbelah dua,
apalagi ditambah dengan keberadaan pasien-pasien lainnya yang sedang menunggu
giliran untuk diperiksa, dengan berbagai macam penyakit yang di alami oleh
mereka masing-masing membuat kondisi pak
Jaka tambah pusing sampai-sampai dia
tidak tahan untuk berlama-lama menunggu gilirannya. Namun suster pun dengan suara lembut
tetap menyuruh Pak Jaka untuk tetap dalam antrian sama seperti pasien
yang lain. dalam keadaan yang seperti ini, hadir sosok seorang gadis manis,
cantik dan biasa-biasa saja yang sedang menunggu giliran untuk diperiksa, gadis
(Hana) itu adalah seorang perempuan yang baik hati yang sepertinya dia
tenang-tenang saja seakan tidak ada penyakit apa-apa yang diderita oleh gadis
tersebut, hal ini dilihat dari caranya berinteraksi dengan pak Jaka dimana si Gadis dengan
senyumannya dalam pemikirannya yang mungkin
memaknakan kondisi pada saat itu pak Jaka sedang berada dalam sebuah
masalah yang berat sehingga mendorong Gadis untuk berbicara kepada pak Jaka
berdasarkan pada situasi yang dia rasakan. Gadis mengatakan bahwa
seakan-akan hanya pak Jaka saja orang di
dunia ini yang memiliki masalah yang berat dibandingkan orang lain, hal itu
ditanggapi oleh pak Jaka dan di iyakan oleh pak Jaka bahwa memang benar kalau
hanya pak Jaka saja yang memiliki masalah yang berat, sedangkan yang lain
tidak. Bagaimana tidak pak Jaka adalah seorang direktur, pastinya banyak
persoalan yang harus dia hadapi dan perlu diselesaikan ditambah lagi kondisi
keluarganya yang ada masalah dilihat dari perginya sang istri untuk bermeditasi, sehingga pak Jaka
merasa bahwa hanya dia orang yang banyak masalahnya. Jika mau dibanding dengan pasien lainnya yang sedang menunggu,
ada yang sedang batuk sambil berpangku
kaki dengan santai, ada yang menunggu sambil membaca majalah, suster yang ada
juga sepertinya santai menikmati
pekerjaannya, adapun gadis yang kelihatannya tidak ada penyakit apa-apa
kok bisa ada gitu di Rumah sakit, dalam
keadaan seperti ini pak Jaka merasa
bahwa pasien-pasien tersebut sakitnya tidak separah apa yang dialami dan
dideritai oleh pak Jaka, sehingga dia (pak Jaka) lebih berpikir bahwa dirinya
yang lebih banyak masalah yang membuat kepalanya sakit rasanya mau stress saja
yang harus lebih dahulu diperiksa ketimbang
pasien yang lain, apalagi ditambah dengan salah satu pasien yang sedang
gelisah menunggu karena namanya belum dipanggil-panggil, dia merasa mungkin
pasien itu sudah tua, dia masih muda pastinya masih dibutuhkan tenaganya ketimbang
pasien yang sudah tua itu apalagi ada cucunya disamping yang masih bisa
membantu nenek itu, sedangkan pak Jaka sendiri
istrinya malah pergi bermeditasi ketimbang harus berada disisinya untuk
membantu dan mengurusnya. Sehingga keadaan inilah yang membuatnya merasa bahwa
hanya dia yang mempunyai masalah terberat di dunia, maka seharusnya dia yang
harus lebih dahulu diperiksa oleh dokter.
Namun, kembali lagi melihat gadis yang berinteraksi dengan pak Jaka, dengan
kelemah lembutan gadis itu dia menanggapi dari apa yang dibicarakan antar
mereka dimana pak Jaka merasa kepalanya akan pecah, gadis ini pun berpikir
bahwa mungkin pak Jaka sangat
membutuhkan pertolongan sehingga gadis
itupun mau memberikan nomor urut antriannya ke pak Jaka. gadis ini justru lebih
mengutamakan kepentingan orang lain ketimbang dirinya sendiri, dimana kalau
kita melihat dari sosok gadis yang manis,cantik, orangnya lemah lembut, baik
hatinya seakan-akan katakanlah dia
adalah orang yang paling bahagia di dunia ini dimana dibalik semuanya itu dia
harus menerima kenyataannya bahwa ia mengidap berbagai macam penyakit yang
sejalan dengan hitungan waktu mungkin gadis itu akan berakhir. Tetapi bagaimana dia mencoba untuk memahami
keberadaan pak Jaka sebagaimana yang telah mereka bicarakan, yang seharusnya
merasa hidupnya akan berakhir adalah gadis itu, yang mungkin dia harus
bertindak seperti yang pak Jaka lakukan. Pa jaka pun sadar akan hal yang
di buatnya tidak pantas karena sudah marah-marah dan bikin tingka yang ane-ane
akan hal yang di hadapinya Dan pada
akhirnya pak Jaka pun merasa senang karena si gadis itu mau menukar nomor urutnya dengan pak Jaka, sehingga dengan
tidak ada rasa bersalah pak Jaka pun
menukar nomor urutnya. Dalam
perbincangan mereka, dipanggilah nomor urut dari si gadis itu namun telah
ditukar dengan pak Jaka otomatis pak Jaka yang masuk untuk diperiksa, tetapi dalam waktu yang
bersamaan pula pak Jaka mengetahui bahwa
si gadis yang berinteraksi dengannya itu yang dilihatnya sehat-sehat saja dan
tidak ada masalah dengan kesehatannya ternyata adalah seorang gadis yang kedua
matanya yang tidak melihat (buta) akibat
virus yang menyerangnya beberapa tahun yang lalu, dan mungkin dalam waktu yang
dekat ini si gadis itu harus
menerima keadaan yang terburuk. Dari penjelasan
suster itu pak Jaka sadar bahwa ternyata
apa yang dia pikirkan mengenai masalah dan sakitnya itu tidak sebanding dengan
apa yang dideritai si gadis tersebut yang ternyata masalahnya justru lebih
berat dari pak Jaka. Dengan kenyataannya itu akhirnya pak Jaka pun pergi
meminta maaf kepada gadis itu dan sakit kepala pak Jaka pun dengan sendirinya
sembuh sehingga tidak perlu diperiksa lagi dan pa jaka mengantar si gadis
tersebut ke dokter yang di pagil nomor anterinya.sekian dan trima kasih.
George Herbert Mead
mengagumi kempampuan manusia untuk menggunakan simbolik dia menyatakan bahwa
orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul didalam sebuah situasi
tertentu. Simbol yang dimaksud adalah label arbitrer atau representasi dari
fenomena. Teori ini menekankan pada hubungan antara simbol dan interaksi.Kita mengatakan bahwa interaksionisme simbolik
adalah pada intinya sebuah kerangka referensi untuk memahami bagaimana manusia bersama dengan orang lainnya,
Menurut Mead, tubuh
bukanlah diri dan baru menjadi diri ketika pikiran telah berkembang. Sementara
disisi lain bersama refleksivitasnya, diri adalah sesuatu yang mendasar bagi
perkembangan pikiran. Tentu saja mustahil memisahkan pikiran dari diri, karena
diri adalah proses mental. Namun, meskipun kita bisa saja menganggapnya sebagai
proses mental, diri adalah proses sosial.
Mekanisme umum perkembangan diri adalah refleksivitas atau kemampuan untuk
meletakkan diri kita secara sadar
ditempat orang lain serta bertindak sebagaimana mereka bertindak. Akibatnya,
orang mampu menelaah dirinya sendiri sebagaimana orang lain menelaah dia.
Dengan menyerasikan
diri dengan harapan-harapan orang lain, maka dimungkinkan terjadi interaksi,
semakin mampu seseorang mengambil alih atau menerjemahkan perasaan-perasaan
sosial semakin terbentuk identitas atau pediriannya. Ada tiga premis yang
dibangun dalam interaksi simbolik yaitu
- Manusia
bertindak berdasarkan makna-makna (Man acts based on meanings).
- Makna
tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain, ( The
Meaning Got From Interaction With Others)
- Makna
tersebut berkembang dan disempurnakan ketika interaksi tersebut
berlangsung.( ( The meaning grows and made perfect when the
interaction takes place).
Hal ini bila
dihubungkan dengan tiga premis atau konsep
dasar yang dikemukakan oleh George Herbert Mead tentang interaksionisme
simbolik yaitu:
Manusia
bertindak berdasarkan makna-makna (Man acts based on meanings).
Diri juga merupakan proses sosial, sebuah proses dimana
para pelakunya memperlihatkan pada dirinya sendiri hal-hal yang dihadapinya,
didalam situasi dimana ia bertindak dan merencanakan tindakannya itu melalui
penafsirannya atas hal-hal tersebut. Dalam hal ini, aktor atau pelaku yang
melakukan interaksi sosial dengan dirinya sendiri, menurut Mead dilakukan
dengan cara mengambil peran orang lain, dan bertindak berdasarkan peran
tersebut, lalu memberikan respon atas tindakan-tindakan itu. Konsep interaksi
pribadi (self interaction) dimana para pelaku menunjuk diri mereka sendiri
berdasarkan pada skema Mead mengenai psikologi
sosial. sebagai contoh dapat kita lihat didalam cerita “Gadis Di Ruang Tunggu”,
dimana pak Jaka memiliki makna yang berbeda berpulang pada siapa atau bagaimana
memandang Pak Jaka Ketika pak Jaka pergi ke Rumah Sakit untuk menemui dokter
yang biasa memeriksanya, maka orang-orang yang ada di ruang tunggu yang ingin memeriksa
kesehatannya pun akan memaknai pak Jaka
sebagai orang yang sedang sakit sama seperti mereka . dimana harus menunggu
giliran untuk diperiksa. Sehingga mau tidak mau pak Jaka pun harus menunggu
gilirannya untuk diperiksa. Interaksi antara pasien dan pak Jaka adalah
dilandasi pada pikiran mereka yang pikirnya sama-sama pasien yang sedang
menunggu giliran untuk diperiksa oleh dokter. Pada hal jika di perusahaan, pak
Jaka adalah orang no satu yang dihormati banyak orang, sehingga diperlakukan
dengan cara yang baik dengan perlakuan yang lebih diutamakan dari yang lain
karena pak Jaka adalah seorang direktur dalam perusahaan itu. Interkasi yang
dapat dilihat antara Pak Jaka dengan orang-orang yang ada di perusahaan dilandasi pada pikiran mereka bahwa pak Jaka
adalah atasan atau di rektur perusahan mereka. Sehingga ketika pak Jaka berada
di Rumah Sakit untuk memeriksa kesehatannya dia bukanlah seorang direktur,
tetapi Pa jaka orang biasa yang sama membutukan pertolongan dokter. Mead
menyatakan bahwa konsep diri pada dasarnya terdiri dari jawaban individu atas
pertanyaan mengenai “siapa aku” untuk kemudian dikumpulkan dalam bentuk
kesadaran diri individu mengenai keterlibatannya yang khusus dalam seperangkat
hubungan sosial yang sedang berlangsung. Pendapat Mead tentang pikiran adalah
bahwa pikiran mempunyai corak sosial, percakapan dalam batin adalah percakapan
antara “aku” dengan “yang lain” pada titik ini, konsepsi tentang “aku” itu
sendiri merupakan konsepsi orang lain terhadap individu tersebut. Atau dengan
kalimat singkat, individu mengambil pandangan orang lain mengenai dirinya
seolah-olah pandangan tersebut adalah “dirinya” yang berasal dari “aku.
Makna
tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain ( The Meaning Got From Interaction With
Others)
Pemaknaan
muncul dari interaksi sosial yang dipertukarkan di antara mereka. Seperti Pa
jaka Dengan Si Gadis Di Ruang Tunggu yang mempunyai Makna yang berasal dari
hasil proses perbincangan mereka melalui penggunaan bahasa dalam perspektif
interaksionisme simbolik. Teori interaksi simbolik melihat individu sebagai
pelaku aktif, reflektif dan kreatif, menafsirkan, menampilkan perilaku yang
rumit dan sulit diramalkan. seperti yang di lakukan oleh pa jaka dapat di lihat
dalam cerita ini. Dari penjelasan suster itu pak Jaka sadar bahwa ternyata apa yang dia pikirkan mengenai
masalah dan sakitnya itu tidak sebanding dengan apa yang dideritai si gadis
tersebut yang ternyata masalahnya justru lebih berat dari pak Jaka. Dengan
kenyataannya itu akhirnya pak Jaka pun pergi meminta maaf kepada gadis itu dan
sakit kepala pak Jaka pun dengan sendirinya sembuh sehingga tidak perlu
diperiksa lagi dan pa jaka mengantar si gadis tersebut ke dokter yang di pagil
nomor anterinya. Kita Mencoba memposisikan diri ke dalam orang lain, dan
mencoba melihat bagaimanakah perspektif orang tersebut ketika memandang diri
kita. Kita semacam meminjam kaca mata orang lain tersebut untuk melihat diri
kita. Konsep diri adalah fungsi secara bahasa. Tanpa pembicaraan maka tidak
akan ada konsep diri. misalnya konsep diri ini sendiri pada nantinya terbentuk
atau dikonstruksikan melalui konsep pembicaraan itu sendiri, melalui bahasa (language) adalah bagaimana proses
komunikasi dan permainan bahasa yang terjadi dalam hubungan antara dua orang,
terutama pa Jaka dengan gadis di ruang tunggu. Ketika mereka berkomunikasi
dengan menggunakan simbolisasi bahasa SAYA dan ANDA, maka konsep diri yang
terbentuk adalah “dia ingin diri saya dalam status yang formal”. misalkan
simbolisasi bahasa yang dipakai adalah ELO dan GUE maka konsep diri yang
terbentuk adalah “dia ingin menganggap saya sebagai teman atau kawan semata”.
Dan tentunya akan sangat berbeda jika simbolisasi yang digunakan adalah kata
AKU dan KAMU, maka konsep diri yang lebih mungkin adalah “dia ingin saya dalam
status yang lebih personal, yang lebih akrab” atau lebih merujuk kepada konsep
diri bahwa “kita sudah jadian atau pacaran”. Misalkan. Jadi, dalam suatu proses
komunikasi, simbolisasi bahasa yang digunakan akan sangat berpengaruh kepada
bagaimana konsep diri yang nantinya akan terbentuk. Lebih luas lagi pada
dasarnya pola komunikasi ataupun pola interaksi manusia memang bersifat
demikian. Setiap interaksi manusia selalu dipenuhi dengan simbol-simbol, baik
dalam kehidupan sosial maupun kehidupan diri sendiri. Diri tidak terkungkung
melainkan bersifat sosial. Orang lain adalah refleksi untuk melihat diri
sendiri. Dari penjelasan ini berarti bahwa teori interaksi simbolik merupakan
perspektif yang memperlakukan individu sebagai diri sendiri sekaligus diri
sosial. manusia merupakan makhluk yang paling rasional dan memiliki kesadaran
akan dirinya. Di samping itu, George Herbert Mead juga menerima pandangan
Darwin yang menyatakan bahwa dorongan biologis memberikan motivasi bagi
perilaku atau tindakan manusia, yang mempunyai sifat sosial. Di samping itu,
George Herbert Mead juga sependapat dengan Darwin yang menyatakan bahwa
komunikasi adalah merupakan ekspresi dari perasaan George Herbert Mead juga
dipengaruhi oleh idealisme Hegel dan John Dewey. Gerakan adalah suatu perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan pihak lain. Sehubungan
dengan ini, George Herbert Mead berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan
untuk menanggapi diri sendiri secara sadar, dan kemampuan tersebut memerlukan
daya pikir tertentu, khususnya daya pikir reflektif. Namun, ada kalanya terjadi
tindakan manusia dalam interaksi sosial munculnya reaksi secara spontan dan
seolah-olah tidak melalui pemikiran dan hal ini biasa terjadi pada binatang.
Bahasa atau komunikasi melalui pa jaka dan gadis di ruang tunggu adalah
merupakan isyarat yang mempunyai arti khusus yang muncul terhadap individu lain
yang memiliki ide yang sama dengan isyarat-isyarat yang ada pada pa jaka dan
gadis di ruang tersebut. Dan Manusia mampu membayangkan dirinya secara
sadar tindakannya dari kacamata orang lain; hal ini menyebabkan manusia dapat
membentuk perilakunya secara sengaja dengan maksud menghadirkan respon tertentu
dari pihak lain.
Makna tersebut berkembang dan
disempurnakan ketika interaksi tersebut berlangsung. ( the meaning grows and made perfect [by]
when the interaction takes place).
Menurut
George Herbert Mead, Orang bergerak untuk bertindak berdasarkan makna
yang diberikan pada orang lain , benda, dan peristiwa. Makna-makna ini
diciptakan dalam bahasa yang digunakan orang baik untuk berkomunikasi dengan
orang lain maupun dengan dirinya sendiri, atau pikiran pribadinya. Bahasa
memungkinkan orang untuk mengembangkan perasaan mengenai diri dan untuk
berinteraksi dengan orang lainnya dalam sebuah komunitas. Intetalsi simbolik
didasarkan pada ide-ide mengenai diri dan hubungannya dengan masyarakat. Ketika
kita lihat pak Jaka pergi ke Rumah Sakit, maka orang-orang yang ada di rumah
sakit itu pun akan memaknai Pak Jaka sebagai orang yang sedang sakit atau sebagai pasien yang perlu
di periksa oleh dokter tentunya dia juga
harus mengikuti aturan yang ada di Rumah Sakit yaitu mau atau tidak
mau harus mengantri sesuai no urut pasien, dalam
keadaan seperti itu ternyata Pak Jaka tidak mau mengantri ditambah lagi no urut yang dia dapat adalah
no urut terahkir dan yang diperiksa dokter setelah beberapa pasien yang
lain sehingga dia protes ke suster yang
memberikan no urut tersebut, karna Pa jaka tidak sabar dan menanti untuk
priksa dengan alasan dia mau secepatnya
diperiksa karena kepalanya sangat sakit, rasanya kepala mau terbelah dua,
apalagi ditambah dengan keberadaan pasien-pasien lainnya yang sedang menunggu
giliran untuk diperiksa, dengan berbagai macam penyakit yang di alami oleh
mereka masing-masing membuat kondisi pak
Jaka tambah pusing sampai-sampai dia
tidak tahan untuk berlama-lama menunggu gilirannya.
Namun
suster pun dengan suara lembut tetap menyuruh Pak Jaka untuk tetap dalam
antrian sama seperti pasien yang lain. dalam keadaan yang seperti itu, hadir
sosok seorang gadis manis, cantik dan biasa-biasa saja yang sedang menunggu
giliran untuk diperiksa, gadis itu adalah seorang perempuan yang baik hati yang
sepertinya dia tenang-tenang saja seakan tidak ada penyakit apa-apa yang
diderita oleh gadis tersebut, hal ini dilihat dari caranya berinteraksi dengan pak Jaka dimana si Gadis dengan
senyumannya dalam pemikirannya yang mungkin
memaknakan kondisi pada saat itu pak Jaka sedang berada dalam sebuah masalah
yang berat sehingga mendorong Gadis untuk berbicara kepada pak Jaka berdasarkan
pada situasi yang dia rasakan. Gadis mengatakan bahwa seakan-akan hanya pak Jaka saja orang di dunia ini yang
memiliki masalah yang berat dibandingkan orang lain, hal itu ditanggapi oleh
pak Jaka dan pak Jaka memang benar kalau
hanya pak Jaka saja yang memiliki masalah yang berat, sedangkan yang lain tidak,
pak Jaka adalah seorang direktur, pastinya banyak persoalan yang harus dia
hadapi dan perlu diselesaikan ditambah lagi kondisi keluarganya yang ada
masalah dilihat dari perginya sang istri
untuk bermeditasi, sehingga pak Jaka merasa bahwa hanya dia orang yang banyak
masalah. Jika mau dibanding dengan
pasien lainnya yang sedang menunggu, ada yang sedang batuk sambil berpangku kaki dengan santai, ada yang
menunggu sambil membaca majalah, suster yang ada juga sepertinya santai
menikmati pekerjaannya, adapun gadis
yang kelihatannya tidak ada penyakit apa-apa di Rumah sakit, dalam keadaan seperti ini pak Jaka merasa bahwa pasien-pasien
tersebut sakitnya tidak separah apa yang dialami dan dideritai oleh pak Jaka,
sehingga dia (pak Jaka) lebih berpikir bahwa dirinya yang lebih banyak masalah
yang membuat kepalanya sakit rasanya mau stress saja yang harus lebih dahulu
diperiksa ketimbang pasien yang lain,
apalagi ditambah dengan salah satu pasien yang sedang gelisah menunggu karena
namanya belum dipanggil-panggil, dia merasa mungkin pasien itu sudah tua, itu
apalagi ada cucunya disamping yang masih bisa membantu nenek itu, sedangkan pak
Jaka sendiri istrinya malah pergi
bermeditasi ketimbang harus berada disisinya untuk membantu dan mengurusnya.
Sehingga keadaan inilah yang membuatnya merasa bahwa hanya dia yang mempunyai
masalah terberat di dunia, maka seharusnya dia yang harus lebih dahulu
diperiksa oleh dokter. Namun, kembali
lagi melihat gadis yang berinteraksi dengan pak Jaka, dengan kelemah lembutan
gadis itu dia menanggapi dari apa yang dibicarakan antar mereka dimana pak Jaka
merasa kepalanya akan peca, gadis ( Hana ) ini pun berpikir bahwa mungkin
pak Jaka sangat membutuhkan pertolongan
sehingga gadis itupun mau memberikan
nomor urut antriannya ke pak Jaka. gadis ini justru lebih mengutamakan
kepentingan orang lain ketimbang dirinya sendiri, dimana kalau kita melihat
dari sosok gadis yang manis,cantik, orangnya lemah lembut, baik hatinya seakan-akan katakanlah dia adalah orang yang paling
bahagia di dunia ini dimana dibalik semuanya itu dia harus menerima
kenyataannya bahwa ia mengidap berbagai macam penyakit yang sejalan dengan
hitungan waktu mungkin gadis itu akan berakhir.
Tetapi bagaimana dia mencoba untuk
memahami keberadaan pak Jaka sebagaimana yang telah mereka bicarakan, yang
seharusnya merasa hidupnya akan berakhir adalah gadis itu, yang mungkin dia
harus bertindak seperti yang pak Jaka lakukan cara manusia mengartikan dunia
dan dirinya sendiri berkaitan erat dengan masyarakatnya. Mead melihat pikiran (mind) dan dirinya (self) menjadi bagian dari perilaku
manusia yaitu bagian interaksinya dengan orang lain. Mead menambahkan bahwa
sebelum seseorang bertindak, ia membayangkan dirinya dalam posisi orang lain
dengan harapan-harapan orang lain dan mencoba memahami apa yang diharapkan
orang lain. Mead menekankan dasar intersubjektif dari makna. menurut mead,
hanya ketika orang-orang memiliki interpretasi sama mengenai simbol yang mereka
pertukarkan dalam interaksi. Blummer(1969) menjelaskan bahawa terdapat tiga
cara untuk menjelaskan asal sebuah makna.
Konsep
diri (self consept) merupakan
suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia.
Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan
untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Keunikan konsep diri pada
setiap individu pun relatif berbeda-beda karena antara individu satu dengan
individu lainnnya mempunyai pola pikir yang berbeda.Konsep diri terbentuk dan
dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan yang
berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang
bersangkutan. Konsep diri yang dimiliki individu dapat diketahui melalui
informasi, pendapat dan penilaian atau evaluasi dari orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar